Sebuah Upaya Mengusir “Geni”

Tanpa utusan, aku juga pernah ingin memusnahkan geni ini, Tuan. Seperti katamu waktu itu. Begini, Tuan, aku tidak bisa menyalahkan siapa saja. Tetapi aku juga tidak seharusnya menyalahkan diriku sendiri.

Beberapa waktu yang lalu, geni ini mulai tersulut lagi. Entah dari sudut mana datangnya. Kalau saja Tuan, dahulu dia tidak menghubungiku, aku pasti abai, kuanggap semuanya tidak penting. Aku pun bisa menerima selapang mungkin masa lalumu. Tetapi Tuan, dia masih saja hadir. Bahkan lebih lekat daripada aku denganmu.

Tak apa Tuan, aku akan memusnahkan geni ini. Tenang saja. Ini hanya bayang-bayang yang tidak seharusnya ada. Seperti cerita pendek berjudul Hantu Biola yang kutulis beberapa bulan yang lalu. Dia seperti hantu, tidak hanya dia, tetapi semua masa lalumu, Tuan. Tidak, tidak, sekali lagi, aku tidak akan menjejalkan semua itu ke dalam hati.

Ternyata begini Tuan, uji coba Tuhan atas keteguhan cinta.

Tabik.

 

Tinggalkan komentar