Panas Hujan Kebun Merah Jambu || Diary Bocil

Bismillaah, 🙂

Sore kemarin seseorang sukses buatku menangis. Hujan kemarin juga deres banget, ya hujan dari awan, ya dari mata. Tapi ngga papalah, menangisnya karena kebaikan kok. Mengingatkan hal sebaiknya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan. I think, dia manusia dewasa yang di usianya, entah baru berapa. Dannn, kukagumi dirinya. *Ups

Tetapi tenang, aku tetap jaga jarak dengannya. Daaan, ini yang paling penting, tetap harus tahan perasaan. Hiiikaaa … Kalo mau tau rasanya hatiku bagaimana, boleh lah pinjem quotes puisinya pak Sapardi Djoko Damono.

“aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”

― Sapardi Djoko Damono

Dan,

aku ingin mencintaimu dengan sederhana;

dengan kisah yang tak sempat kuceritakan kepada senja

sebelum malam menyulih angkasa

~ gue :v

Yayaya … Ini bisa dibilang fiksi, tapi nyata.

Gitu deh ya, ngga ada yang sempurna. Kalo cari yang sempurna jangan berani cinta.

Cium tangan, ailoveyou

Your Dearest Bocil

Tinggalkan komentar